Pendahuluan
Informasi
merupakan aset yang strategis bagi setiap organisasi.Inilah yang menyebabkan
mengapa banyak pemerintahan ataupun badan tertentu menghabiskan jutaan bahkan
miliaran dollar untuk mendapatkan informasi mengenai segala sesuatu yang
berkaitan dengan ancaman potensial bagi keamanan mereka.Tanpa informasi yang
tepat dapat menyebabkan kegagalan khususnya dalam bidang pertahanan, sehingga
kemampuan untuk menyediakan informasi potensial merupakan faktor yang sangat
menentukan dari kekuatan pertahanan suatu negara.
Secara
garis besar Sisfohanneg merupakan integrasi data internal dan eksternal
dalam jaringan komunikasi data(komta) yang terdiri dari data internal strategi
pertahanan (Strahan) perencanaan pertahanan (Renhan), kekuatan pertahanan
(Kuathan), potensi pertahanan (Pothan), dan sarana pertahanan (Ranahan) serta
terintegrasi pula dengan data eksternal yang berasal dari ketiga angkatan
militer (AD, AL, AU)
Latar Belakang
Perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi saat ini begitu pesat dan telah menyentuh
hampir di setiap aspek kehidupan. Teknologi informasi tidak hanya dipakai dalam
bidang industri ataupun ekonomi, tetapi juga dibidang pertahanan yang banyak
memanfaatkan teknologi informasi untuk proses penetapan kebijakan dan pengambilan
keputusan. Kemajuan teknologi informasi juga menggeser hakekat ancaman yang
datang dari negara (state threat) melalui penggunaan senjata pemusnah
massal menjadi kelompok (non state threat) dengan penguasaaan teknologi
tinggi. Ancaman terhadap negara tidak lagi menyangkut kekuatan militer,
tetapi lebih luas spektrumnya yakni nirmiliter seperti ancaman “cyber crime”
Sun
Tzu pakar strategi China dari abad ke lima sebelum masehi mengajarkan bahwa
jenderal yang paling hebat adalah ia yang dapat mencapai tujuan perangnya tanpa
melakukan pertempuran. Berarti dapat menundukkan musuh tanpa penggunaan
kekerasan senjata.Ajaran Sun Tzu inilah yang rupanya dikembangkan
Hitler.Setelah Hitler metoda itu juga digunakan Uni Soviet dan Partai Komunis
Soviet, dan akhirnya tidak ada bangsa besar dan maju yang tidak berusaha
mempunyai kemampuan melakukan metoda itu.
Akibat
dari perubahan radikal ini, maka sekarang negara besar yang mempunyai kehendak
menguasai negara kecil belum tentu akanmelakukannya dengan menggunakan kekuatan
militernya secara langsung. Ia akan lebih dahulu mengusahakan agar bangsa
negara kecil dapat dibawa cara berpikir dan berpersepsi yang sesuai dengan
kepentingan negara besar. Untuk itu yang terutama digarap adalah pikiran
dan persepsi masyarakat dengan melakukan berbagai usaha yang mengganggu, baikdi
bidang politik, ekonomi, maupun kebudayaan dan sosial.Ia akan berusaha
menguasai media massa di negara kecil itu dan memanfaatkannya untuk secara
sistematis dan terus menerus mempengaruhi pikiran dan perasaan
masyarakat.
Tujuan
dan Manfaat
Internet
pada awalnya merupakan jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen
Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969, melalui proyek ARPA atau ARPANET (Advanced
Research Project Agency Network). Program berbasis komunikasi data ini
bertujuan menghubungkan para periset ke pusat-pusat komputer, sehingga dapat
bersama-sama memanfaatkan sarana komputer, seperti disk space, data base dan
lain-lain. Selain itu, proyek tersebut juga membuat sistem jaringan komunikasi
antar komputer yang tersebar didaerah-daerah vital.Hal ini penting untuk
menghindari terjadinya informasi terpusat, yang apabila terjadi perang dapat
mudah dihancurkan.
Internet
Protocol (IP) memegang peranan penting dalam jaringan sistem
informasi karena bisa menghubungkan komunikasi dari darat, laut, udara, maupun
luar angkasa. IP juga memiliki kemampuan untuk membuat bermacam-macam sistem
komunikasi. Karena itu meskipun menggunakan sistem yang saling tidak kompatibel
namun antara yang satu dengan yang lain tetap dapat saling berkomunikasi.
Kemajuan TI berimplikasi pada pergeseran paradigma
memenangkan perang.Pada awalnya, cukup dengan konsep Komando dan Kendali
(Kodal/K2), yang pada prinsipnya merupakan hubungan intern antara komandan
dengan anak buahnya dalam tugas operasi. Namun kemudian komunikasi dengan
satuan lain dalam suatu operasi menjadi keharusan sehingga lahir konsep baru
yaitu Komando, Kendali dan Komunikasi (K3). Dengan teknologi komunikasi yang semakin
mutakhir, maka ditambahkan keterangan atau data intelijen (K3I).Informasi yang
akurat dan strategis memang menjadi faktor yang sangat menentukan bagi kekuatan
pertahanan suatu negara.Sebab informasi merupakan bagian yang tak terpisahkan
dari komando dan kendali yang merupakan kunci setiap operasi.
Informasi
menjadi dasar pembuatan kebijakan atau untuk menyusun strategi dalam menghadapi
ancaman yang ada. Taktik brilianuntuk menggempur lawan tidak akan terlahir
tanpa adanya informasi yang lengkap, akurat, dan cepat. Untuk itu, siapapun
kita, informasi apapun yang diterima, pastikan dan pahami dengan baik.Kita
jangan hanya membaca kesimpulan atau rekomendasi saja, tetapi pelajari secara
keseluruhan dari informasi yang kita terima.
Kebutuhan Data
1. Komunikasi
Data.
Gelar jaringan
komunikasi data hingga tahun 2014 nanti mencakup seluruh bidang di lingkungan
kerja Kemhan dan instansi pemerintahan lainnya yang relatif berada dalam letak
geografis yang berdekatan hingga pos-pos daerah perbatasan negara. Diharapkan
dengan terbangun jaringan komunikasi data ini maka akan terjadi percepatan arus
informasi secara dua arah (two ways)
2
Aplikasi
Dalam pengembangan aplikasi
Sisfohanneg menitikberatkan pada aplikasi yang dapat menghasilkan laporan cepat
dan tepat dalam bentuk grafik dan matriks disajikan dalam digital dashboard
untuk memudahkan pimpinan dalam proses pengambilan keputusan
strategis. Selain itu dikembangkan pula sistem informasi geografis atau lebih
dikenal dengan nama Geograpic Information System (GIS) yang saat
ini telah mencakup 3 (tiga) satker yaitu Strahan (Pos Pamtas, ALKI, Pulau
Terluar, Garis Perbatasan); Pothan (Batas Kodam, Batas Korem, Batas Kodim) dan
Kuathan (Gelar pasukan TNI-AD, TNI-AL, TNI-AU).
3.
Updating Data On Line.
Bagian yang terpenting dari suatu
sistem informasi adalah ketersediaan data. Data tersebut harus disajikan secara
cepat dan akurat serta terintegrasi satu dengan yang lainnya untuk menghasilkan
informasi penting untuk proses penetapan kebijakan serta pengambilan keputusan.
Data yang diolah bukan hanya data terstruktur saja namun juga data tak
struktur. Adapun jenis data meliputi data Renhan (APBN), Strahan (daerah
perbatasan, pos Pamtas, pulau terluar hingga kesiapan tempur), Kuathan (personil
TNI dan PNS, alutsista hingga Pangkalan TNI-AL & Sipil), Pothan (Produksi
Pangan & Palawija, Rumkit Sipil, Personil Medis Paramedis Sipil, hingga
stasiun radio dan TV), Ranahan (Industri Pertahanan, Kontrak Pengadaan
Alutsista KE/Non KE, Kelaikan Materil & Kelaikan Instruktur, Materil
Kontrak & Negara Supplier, BTB & Sertifikat Tanah) dan yang terakhir
data geografis Strahan yang meliputi Peta topografi, Peta Terrrain/Citra
Satelit, Pulau Terluar, Perbatasan.
Kesemua data tersebut diatas
terintegrasi pula dengan data yang dimiliki oleh Markas Besar (AD, AL, AU)
serta instansi lain yang terhubung dalam jaringan komunikasi data Sisfohanneg,
sehingga updating data dapat dilakukan secara online. Dari sisi integrasi
sistem, teknologi informasi membuat kompleksitas pada organisasi pertahanan
lebih berat dari pada sebelumnya.Kompleksitas ini dapat diatasi dengan
menggunakan piranti lunak yang dirancang untuk keperluan tersebut, terutama
piranti lunak Data Base.Dengan demikian integrasi sistem dalam organisasi
militer menjadi lebih baik.
4.
Keamanan Data/Sandi.
Saat ini
ancaman terhadap negara tidak lagi menyangkut kekuatan militer, tetapi lebih
luas spektrumnya yakni nirmiliter seperti ancaman cyber crime.Karena
itu, sistem keamanan pada sistem informasi negara sangat diperlukan.Hal
tersebut pula yang menjadi dasar untuk membangun Sisfohanneg yang aman dari
gangguan-gangguan dalam dan luar.Dan salah satu fokus pembangunan Sisfohanneg
adalah sistem keamanan data.Selain perangkat keras dan lunak dibutuhkan juga
tenaga-tenaga Teknologi Informasi (TI) terdidik yang mampu mendeteksi secara
cepat ancaman/gangguan terhadap Sisfohanneg.
5.
Pembinaan SDM TIK
Dengan adanya
implementasi Sisfohanneg maka sebagai konsekuensinya akan merubah cara kerja
organisasi saat ini memerlukan SDM yang handal, untuk mengoperasionalkan
teknologi yang cukup canggih. Dibutuhkan transfer pengetahuan (transfer
knowledge) dari pengembang sistem atau pemasok teknologi kepada SDM yang
telah disiapkan sebelumnya secara kontinyu dan berkesinambungan. Hal ini untuk
menjamin kemampuan SDM yang siap terhadap perubahan-perubahan teknologi yang
sangat cepat seperti saat ini.Pembinaan SDM menjadi bagian integral dari
pembangunan Sisfohanneg.
Perangkat Lunak Sistem Informasi
Sistem Informasi
Pertahanan Negara membutuhkan aplikasi yang dapat memuat dan menampilkan semua
kebutuhan data, sehingga dapat menghasilkan laporan yang berisi informasi. Aplikasi
tersebut harus disajikan secara digital agar dapat dibaca oleh pihak – pihak
atau bagian yang berwajib. Dengan adanya aplikasi tersebut akan memudahkan
kepemimpinan secara strategis dalam pengambilan keputusan dalam waktu singkat. Selain
itu dikembangkan pula sistem informasi geografis atau lebih dikenal dengan nama
Geograpic Information System (GIS) yang saat ini telah mencakup 3 (tiga)
satker yaitu Strahan (Pos Pamtas, ALKI, Pulau Terluar, Garis Perbatasan);
Pothan (Batas Kodam, Batas Korem, Batas Kodim) dan Kuathan (Gelar pasukan
TNI-AD, TNI-AL, TNI-AU).
Pembahasan
Seiring dengan perkembangan
Teknologi Informasi yang serba canggih, TNI selaku alat pertahanan negara perlu
menpersiapkan diri dalam menghadapi perang yang terjadi di era modern
saat ini. Perubahan lingkungan strategi yang terjadi akibat perkembangan
teknologi telah mengakibatkan perubahan dalam bentuk perang konvensional
menjadi perang .
Menanggapi perkembangan lingkungan strategi, terutama
yang berkaitan dengan pembinaan serta pengembangan kemampuan TNI selaku komponen
utama dalam sistem pertahanan diperlukan jaringan informasi dan telekomunikasi
pendeteksian dini yang terintegrasi dengan suatu sistem komunikasi
informasi yang komprehensif dan dapat menjangkau seluruh wilayah NKRI. Dengan adanya jaringan komunikasi
informasi berarti membentuk jaringan informasi
yang sangat diperlukan dalam rangka pembinaan dan pengembangan kemampuan intelijen. Jaringan komunikasi dan
informasi yang handal sangat diperlukan
terutama dalam dukungan manajeman yang baik. Untuk mewujudkan komunikasi dimaksud perlu penataan yang baik dalam
sistem pertahanan negara agar dapat
berfungsi secara optimal, terutama dihadapkan pada kemampuan TNI.
Kesimpulan
dan Saran
Penguasaan teknologi informasi bagi
personil TNI merupakan hal yang mutlak
dilakukan sehingga dapat mengawaki alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang telah dimodernisasi atau yang sedang
ditingkatkan kemampuannya guna menghadapi
ancaman, tantangan, dan hambatan yang dapat mengancam keamanan dan kedaulatan NKRI. Untuk itu diperlukan personel- pesonel
yang handal dan mempunyai dedikasi, loyalitas, serta motivasi yang tinggi dalam menghayati betapa pentingnya keadaan TNI
dalam Sistem pertahanan negara dalam menjada NKRI sebagai harga
mati. Personil TNI ini harus dididik dan dilatih
secara bertahap, berjenjang, dan berkesinambungan dari generasi ke generasi untuk meningkatkan kemampuan
dan profesionalisme
TNI terutama dihadapkan pada perkembangan lingkungan
strategi dan teknologi informasi saat
ini. Hal ini digunakan untuk menciptakan personil TNI sebagai pengawal
alutsista yang berkaitan dengan pelayanan deteksi, perang informasi dan elektronika, teknologi komunikasi dan kesiapan dalam
menghadapi ancaman NUBIKA, seperti: Nuklir, senjata Biologi, dan
senjata kimia. Sistem informasi di Indonesia belum
mencapai tahapan itu, melainkan masih proses menuju, sebaiknya proses tersebut
dipercepat agar tercapai maksud dan tujuannya.
Sumber :
http://lemjiantek.mil.id/cetak-533-teknologi-informasi-militer.html
http://tni-au.mil.id/pustaka/sistem-informasi-pertahanan-negara-yang-terintegrasi-dalam-menghadapi-perang-informasi
http://lemjiantek.mil.id/article-545-implikasi-tik-terhadap-strategi-pertahanan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Pesawat_tanpa_awak
http://lemjiantek.mil.id/cetak-533-teknologi-informasi-militer.html
http://tni-au.mil.id/pustaka/sistem-informasi-pertahanan-negara-yang-terintegrasi-dalam-menghadapi-perang-informasi
http://lemjiantek.mil.id/article-545-implikasi-tik-terhadap-strategi-pertahanan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Pesawat_tanpa_awak
https://ayups87.wordpress.com/2014/01/22/teknologi-informasi-di-bidang-pertahanan-dan-keamanan-negara-militer/
http://www.kemhan.go.id/kemhan/?pg=73&id=204
0 komentar:
Posting Komentar