I.
Pendahuluan
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat
ini begitu pesat dan telah menyentuh hampir di setiap aspek kehidupan. Penerapan teknologi dan sistem informasi terlihat jelas
pada berbagai bidang seperti, perindustrian, perdagangan, perekonomian, bahkan
pertanian dan berbagai bidang lainnya. Selain itu, teknologi
informasi juga
banyak dimanfaatkan
untuk proses penetapan kebijakan dan pengambilan keputusan. Secara langsung maupun tidak, kemajuan pesat tersebut
menimbulkan suatu ancaman akan peperangan teknologi informasi secara tidak
langsung antar negara satu sama lain yang memiliki penguasaaan teknologi
tinggi. Ancaman
terhadap negara tidak lagi menyangkut kekuatan militer, tetapi lebih luas
spektrumnya yakni nirmiliter seperti ancaman “cyber crime”.
Sun
Tzu pakar strategi China dari abad ke lima sebelum masehi mengungkapkan “Seni
berperang adalah menang tanpa berperang.” Berarti dapat menundukkan musuh
tanpa penggunaan kekerasan senjata.Ajaran Sun Tzu inilah yang rupanya
dikembangkan Hitler. Setelah
Hitler metoda itu juga digunakan Uni Soviet dan Partai Komunis Soviet, dan
akhirnya tidak ada bangsa besar dan maju yang tidak berusaha mempunyai
kemampuan melakukan metoda itu.
Akibat dari
perubahan radikal ini, maka sekarang negara besar yang mempunyai kehendak
menguasai negara kecil belum tentu akanmelakukannya dengan menggunakan kekuatan
militernya secara langsung. Ia akan lebih dahulu mengusahakan agar bangsa
negara kecil dapat dibawa cara berpikir dan berpersepsi yang sesuai dengan
kepentingan negara besar. Untuk itu yang terutama digarap adalah pikiran
dan persepsi masyarakat dengan melakukan berbagai usaha yang mengganggu, baikdi
bidang politik, ekonomi, maupun kebudayaan dan sosial.Ia akan berusaha
menguasai media massa di negara kecil itu dan memanfaatkannya untuk secara
sistematis dan terus menerus mempengaruhi pikiran dan perasaan masyarakat.
Saat ini Kementerian
Pertahanan Republik Indonesia sedang membangun Sistem Informasi Pertahanan
Negara atau lebih dikenal lagi dengan istilah Sisfohanneg yang berbasis pada
penyediaan data dan informasi yang cepat, akurat, real time sehingga aman dalam
proses penetapan kebijakan keputusan. Keberadaan Sisfohanneg ini sangat
penting sekali dimasa damai guna menghadapi perang informasi seperti saat
ini.
Kedudukan Pusat
Komunikasi Publik atau Pusat Kompublik yang berfungsi sebagai perumusan dan
pelaksanaan kebijakan pelaksanaan teknis di bidang informasi pertahanan
memegang peranan cukup penting dalam perang informasi di era damai seperti saat
ini.Diperlukan percepatan pengolahan informasi yang didukung dengan tenaga-tenaga
yang mampu merespon setiap kejadian atau informasi yang berkembang di segala
aspek kehidupan masyarakat saat ini.
II.
Sistem Informasi Pertahanan Negara.
Informasi merupakan
aset yang strategis bagi setiap organisasi.Inilah yang menyebabkan mengapa
banyak pemerintahan ataupun badan tertentu menghabiskan jutaan bahkan miliaran
dollar untuk mendapatkan informasi mengenai segala sesuatu yang berkaitan
dengan ancaman potensial bagi keamanan mereka.Tanpa informasi yang tepat dapat
menyebabkan kegagalan khususnya dalam bidang pertahanan, sehingga kemampuan
untuk menyediakan informasi potensial merupakan faktor yang sangat menentukan
dari kekuatan pertahanan suatu negara.
Secara garis besar
Sisfohanneg merupakan integrasi data internal dan eksternal dalam
jaringan komunikasi data(komta) yang terdiri dari data internal strategi
pertahanan (Strahan) perencanaan pertahanan (Renhan), kekuatan pertahanan
(Kuathan), potensi pertahanan (Pothan), dan sarana pertahanan (Ranahan) serta
terintegrasi pula dengan data eksternal yang berasal dari ketiga angkatan
militer (AD, AL, AU)
Adapun prioritas
pengembangan Sisfohanneg dibagi dalam 5 (lima) prioritas yakni (1) Sistem
jaringan komunikasi data, (2) Sistem Aplikasi, (3) Up dating data secara
online, (4) sistem keamanan data/sandi dan (5) pembinaan sumber daya manusia
(SDM) bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
1. Sistem
Jaringan Komunikasi Data.
Gelar jaringan
komunikasi data hingga tahun 2014 nanti mencakup seluruh bidang di lingkungan
kerja Kemhan dan instansi pemerintahan lainnya yang relatif berada dalam letak
geografis yang berdekatan hingga pos-pos daerah perbatasan negara. Diharapkan
dengan terbangun jaringan komunikasi data ini maka akan terjadi percepatan arus
informasi secara dua arah (two ways)
2
Sistem Aplikasi
Dalam pengembangan
aplikasi Sisfohanneg menitikberatkan pada aplikasi yang dapat menghasilkan
laporan cepat dan tepat dalam bentuk grafik dan matriks disajikan dalam digital
dashboard untuk memudahkan pimpinan dalam proses pengambilan
keputusan strategis. Selain itu dikembangkan pula sistem informasi geografis
atau lebih dikenal dengan nama Geograpic Information System (GIS) yang saat ini
telah mencakup 3 (tiga) satker yaitu Strahan (Pos Pamtas, ALKI, Pulau
Terluar, Garis Perbatasan); Pothan (Batas Kodam, Batas Korem, Batas Kodim) dan
Kuathan (Gelar pasukan TNI-AD, TNI-AL, TNI-AU).
3. Updating
Data On Line.
Bagian yang
terpenting dari suatu sistem informasi adalah ketersediaan data. Data tersebut
harus disajikan secara cepat dan akurat serta terintegrasi satu dengan yang
lainnya untuk menghasilkan informasi penting untuk proses penetapan kebijakan
serta pengambilan keputusan. Data yang diolah bukan hanya data terstruktur saja
namun juga data tak struktur. Adapun jenis data meliputi data Renhan (APBN),
Strahan (daerah perbatasan, pos Pamtas, pulau terluar hingga kesiapan tempur),
Kuathan (personil TNI dan PNS, alutsista hingga Pangkalan TNI-AL & Sipil),
Pothan (Produksi Pangan & Palawija, Rumkit Sipil, Personil Medis Paramedis
Sipil, hingga stasiun radio dan TV), Ranahan (Industri Pertahanan, Kontrak
Pengadaan Alutsista KE/Non KE, Kelaikan Materil & Kelaikan Instruktur,
Materil Kontrak & Negara Supplier, BTB & Sertifikat Tanah) dan yang
terakhir data geografis Strahan yang meliputi Peta topografi, Peta
Terrrain/Citra Satelit, Pulau Terluar, Perbatasan.
Kesemua data
tersebut diatas terintegrasi pula dengan data yang dimiliki oleh Markas Besar
(AD, AL, AU) serta instansi lain yang terhubung dalam jaringan komunikasi data
Sisfohanneg, sehingga updating data dapat dilakukan secara online. Dari sisi
integrasi sistem, teknologi informasi membuat kompleksitas pada organisasi
pertahanan lebih berat dari pada sebelumnya.Kompleksitas ini dapat diatasi dengan
menggunakan piranti lunak yang dirancang untuk keperluan tersebut, terutama
piranti lunak Data Base.Dengan demikian integrasi sistem dalam organisasi
militer menjadi lebih baik.
4. Sistem
Keamanan Data/Sandi.
Saat ini ancaman
terhadap negara tidak lagi menyangkut kekuatan militer, tetapi lebih luas
spektrumnya yakni nirmiliter seperti ancaman cyber crime.Karena itu, sistem
keamanan pada sistem informasi negara sangat diperlukan.Hal tersebut pula yang
menjadi dasar untuk membangun Sisfohanneg yang aman dari gangguan-gangguan
dalam dan luar.Dan salah satu fokus pembangunan Sisfohanneg adalah sistem
keamanan data.Selain perangkat keras dan lunak dibutuhkan juga tenaga-tenaga
Teknologi Informasi (TI) terdidik yang mampu mendeteksi secara cepat
ancaman/gangguan terhadap Sisfohanneg.
Wall Street Journal
edisi 31 Mei lalu, melansir pemberitaan bahwa Pentagon menyatakan jika aksi
pengrusakan komputer suatu negara merupakan tindakan perang.Ini merupakan
kebijakan resmi pertama yang dikeluarkan Pentagon mengenai strategi perang
internet dan diperkirakan bagian non-rahasia dari kebijakan tersebut diumumkan
Juni.Pada batas tertentu, Pentagon berencana memanfaatkan kebijakan ini untuk
memperingatkan musuh potensial, agar menyadari konsekuensi bila coba menyerang
AS melalui internet. Seorang pejabat militer mengatakan, jika seseorang memutus
jaringan listrik kami, mungkin kami akan menjatuhkan sebuah rudal ke cerobong
asapnya. Strategi tersebut mengindikasikan bahwa pihak AS telah mulai menjajaki
pengaruh internet terhadap keamanan dunia.Dengan situasi ini, ancaman peretas
terhadap reaktor nuklir, kereta bawah tanah atau pipa pengiriman minyak milik
AS dapat diumpamakan sebagai ancaman dari pasukan militer suatu negara terhadap
infrastruktur tersebut.
Dari uraian tersebut
diatas jelas bahwa ancaman pencurian dan pengrusakan data sudah menjadi ancaman
yang dapat menyulut api peperangan. Oleh karena itu Sisfohanneg juga
memfokuskan pembangunan sistem keamanan data sesuai dengan perkembangan
teknologi saat ini.
5. Pembinaan
SDM TIK
Dengan adanya
implementasi Sisfohanneg maka sebagai konsekuensinya akan merubah cara kerja
organisasi saat ini memerlukan SDM yang handal, untuk mengoperasionalkan
teknologi yang cukup canggih. Dibutuhkan transfer pengetahuan (transfer
knowledge) dari pengembang sistem atau pemasok teknologi kepada SDM yang telah
disiapkan sebelumnya secara kontinyu dan berkesinambungan. Hal ini untuk
menjamin kemampuan SDM yang siap terhadap perubahan-perubahan teknologi yang
sangat cepat seperti saat ini.Pembinaan SDM menjadi bagian integral dari
pembangunan Sisfohanneg.
III.
Perang Informasi.
Masih hangat dalam
ingatan kita peristiwa pemberontakan rakyat Libya untuk menjatuhkan kekuasaan
absolut Prsiden Libya Mohammad Khadafi.Peran media informasi sangat vital kala
itu. Dalam tulisannya di erabaru.net (Rabu, 24/8/11) Aron Lamn menulis ” Perang
Informasi mengamuk di Libya”, pasukan pro pemerintahan Khadafi dan pasukan
pemberontak saling melancarkan serangan informasi satu sama lainnya dengan
tujuan mencari dukungan kepada rakyat Libya dan dunia internasional. Facebook,
Twitter, dan SMS menjadi sarana favorit untuk menyampaikan ajakan-ajakan
hasutan, dan informasi kepada rakyat Libya secara cepat dan murah. Hal tersebut
terjadi pula dalam kerusuhan yang baru-baru ini terjadi di Inggris.
Kembali media sosial menjadi sarana untuk menyampaikan pesan-pesan kepada para
perusuh.
Dari hal tersebut
diatas nampak perubahan radikal dibidang perang informasi. Sekarang negara
besar yang mempunyai kehendak menguasai negara kecil belum tentu akan
melakukannya dengan menggunakan kekuatan militernya secara langsung. Ia akan
terlebih dahulu mengusahakan agar bangsa negara kecil dapat dibawa cara
berpikir dan berpersepsi yang sesuai dengan kepentingan negara besar. Untuk itu
yang utama digarap adalah pikiran dan persepsi masyarakat dengan melakukan
berbagai usaha yang menggangu, baik dibidang politik, ekonomi, kebudayaan dan
sosial.Ia akan berusaha menguasai media massa di negara kecil itu dan
memanfaatkannya untuk secara sistematis dan terus menerus mempengaruhi pikiran
dan perasaan masyarakat.
Saat ini adalah
zaman informasi kecepatan tinggi.Teknologi informasi sudah berkembang
sedemikian rupa yang membuat suatu informasi, baik berupa berita, analisa
ataupun pandangan segera sampai di hadapan kita dalam hitungan detik.Setiap
tempatdi dunia seolah hanya berjarak sejengkal dari tempat kita duduk atau
berdiri.Setiap orang juga terhubung dalam suatu jaringan informasi. Jarak saat
ini bukan lagi suatu masalah, setiap orang dimanapun dia akan selalu dapat
dihubungi dan akan selalu dapat menerima berbagai macam informasi baik berupa
berita, analisa ataupun pandangan seseorang, dan menjadi sangat penting untuk
diketahui. Kita tidak lagi bisa menutup mata dan telinga, kehidupan sekarang
memang sangat dipengaruhi oleh informasi yang kita terima. Banyak media, baik
radio, televisi, internet, ataupun jejaring sosial yang menyediakan dan
memberikan informasi untuk masyarakat dunia. Semua itu akan masuk ke otak kita
untuk mempengaruhi pikiran, membuat kita senang, menyentuh perasaan, ataupun
akan menimbulkan rasa takut.
Informasi yang
tersedia tidak semuanya baik untuk diterima, tidak semua bertujuan mulia, dan
tidak semuanya benar.Ini adalah perang informasi. Semua informasi bercampur
aduk, orang yang benar akan menyampaikan kebenaran dan orang yang tidak baik
akan menyampaikan segala kebohongan. Orang akan membuat berita dan analisa
sesuai dengan kepentingannya. Untuk itu, karena banyaknya informasi yang
tersedia, kita perlu mengetahui sumber dan inti dari suatu informasi.Sumber
informasi penting untuk kita ketahui, agar kita menilai apakah sumber tersebut
adalah benar, sumber yang netral ataukah sumber yang punya kepentingan.
IV.
Mengintegrasikan Informasi Pertahanan
Menghadapi Perang Informasi.
Internet pada
awalnya merupakan jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen Pertahanan
Amerika Serikat pada tahun 1969, melalui proyek ARPA atau ARPANET (Advanced
Research Project Agency Network). Program berbasis komunikasi data ini
bertujuan menghubungkan para periset ke pusat-pusat komputer, sehingga dapat
bersama-sama memanfaatkan sarana komputer, seperti disk space, data base dan
lain-lain. Selain itu, proyek tersebut juga membuat sistem jaringan komunikasi
antar komputer yang tersebar didaerah-daerah vital.Hal ini penting untuk
menghindari terjadinya informasi terpusat, yang apabila terjadi perang dapat
mudah dihancurkan.
Internet Protocol
(IP) memegang peranan penting dalam jaringan sistem informasi karena bisa
menghubungkan komunikasi dari darat, laut, udara, maupun luar angkasa. IP juga
memiliki kemampuan untuk membuat bermacam-macam sistem komunikasi. Karena itu
meskipun menggunakan sistem yang saling tidak kompatibel namun antara yang satu
dengan yang lain tetap dapat saling berkomunikasi.
Kemajuan TI
berimplikasi pada pergeseran paradigma memenangkan perang.Pada awalnya, cukup
dengan konsep Komando dan Kendali (Kodal/K2), yang pada prinsipnya merupakan
hubungan intern antara komandan dengan anak buahnya dalam tugas operasi. Namun
kemudian komunikasi dengan satuan lain dalam suatu operasi menjadi keharusan
sehingga lahir konsep baru yaitu Komando, Kendali dan Komunikasi (K3). Dengan
teknologi komunikasi yang semakin mutakhir, maka ditambahkan keterangan atau
data intelijen (K3I).Informasi yang akurat dan strategis memang menjadi faktor
yang sangat menentukan bagi kekuatan pertahanan suatu negara.Sebab informasi
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari komando dan kendali yang merupakan
kunci setiap operasi.
Informasi menjadi
dasar pembuatan kebijakan atau untuk menyusun strategi dalam menghadapi ancaman
yang ada. Taktik brilianuntuk menggempur lawan tidak akan terlahir tanpa adanya
informasi yang lengkap, akurat, dan cepat. Untuk itu, siapapun kita, informasi
apapun yang diterima, pastikan dan pahami dengan baik.Kita jangan hanya membaca
kesimpulan atau rekomendasi saja, tetapi pelajari secara keseluruhan dari
informasi yang kita terima.
Ancaman terhadap
negara tidak lagi menyangkut kekuatan militer, tetapi lebih luas
spektrumnya yakni nirmiliter seperti halnya “cyber crime”. Oleh karena itu
memahami perkembangan sistem teknologi informasi terutama memahami bagaimana
proteksi sistem yang ada.Kementerian Pertahanan telah punya Lembaga Sandi
Negara yang tugasnya memberikan proteksi pada sistem informasi negara yang
dikembangkan, sehingga mampu memproteksi sistem pertahanan negara dari ancaman
peretas dari luar yang teknologinya lebih maju. Ke depan, tidak hanya sistem
informasi, tetapi seluruh sensor dan sistem persenjataan dapat terhubung secara
penuh dalam sebuah lingkungan perencanaan, penaksiran, dan pelaksanaan yang
terintegrasi untuk mengimplementasikan kebijakan maupun strategi di lapangan.
V.
Peranan
Teknologi Informasi di Bidang Militer
Dalam bidang militer, teknologi informasi mempunyai banyak sekali peranan. Contoh penerapan teknologi informasi di bidang teknologi yaitu diantaranya adalah pengendalian drone/UAV(Unmanned Aerial Vehicle) yang di Indonesia disebut Pesawat Tanpa Awak.
Pesawat Tanpa Awak ini pada proses take off masih memerlukan kendali dari operator untuk mencapai kondisi tertentu. Setelah kondisi tersebut terpenuhi maka operator mengaktifkan program autopilot yang dapat mengontrol pesawat secara otomatis.
Contoh dari pesawat tanpa awak adalah General Atomics MQ-1 Predator. Pesawat tanpa awak yang mampu terbang dengan kecepatan 135 mil per jam dan mampu terbang hingga ketinggian 25.000 kaki ini dilengkapi 2 rudal AGM-114 Hellfire berpemandu laser. Predator pertama kali digunakan di perang Afghanistan.
Penyampaian Data atau Instruksi
Penyampaian data atau instruksi kini
tidak hanya melalui radio atau telepon saja.
Akibat adanya perkembangan teknologi informasi, penyampaian data atau instruksi juga bisa melalui koneksi internet. Internet mampu mentransmisikan secara elektronis (komunikasi elektronis) segala bentuk data informasi secara cepat, tepat, efektif dan efisien.
Bahkan beberapa ISP (Internet Service Provider) memberikan jaminan kerahasiaan dan keamanan data atau informasi yang disampaikan.
Hal tersebut dipandang perlu diperhatikan oleh pemberi layanan akses internet. Karena apabila data atau pesan yang berisikan informasi penting tersebut dapat diambil atau dicuri oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dapat mengakibatkan kerugian bahkan ancaman bagi suatu negara.
Akibat adanya perkembangan teknologi informasi, penyampaian data atau instruksi juga bisa melalui koneksi internet. Internet mampu mentransmisikan secara elektronis (komunikasi elektronis) segala bentuk data informasi secara cepat, tepat, efektif dan efisien.
Bahkan beberapa ISP (Internet Service Provider) memberikan jaminan kerahasiaan dan keamanan data atau informasi yang disampaikan.
Hal tersebut dipandang perlu diperhatikan oleh pemberi layanan akses internet. Karena apabila data atau pesan yang berisikan informasi penting tersebut dapat diambil atau dicuri oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dapat mengakibatkan kerugian bahkan ancaman bagi suatu negara.
Pendidikan khusus di Indonesia
Sekolah Teknik Elektro dan
Informatika Institut Teknologi Bandung (akan) menyelenggarakan Program Magister
Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pertahanan Keamanan (TIK-Hankam, ICT
for Defense and Security). Program Magister ini selain dapat menghasilkan
lulusan yang menguasai Teknologi Informasi dan Komunikasi beserta penerapannya
untuk Pertahanan dan Keamanan, diharapkan secara bertahap dapat mewujudkan
suatu Sistem C4ISR
(Command-Control-Communication-Computer-Intelligence-Surveillance and
Reconnaissance) khas Indonesia sebagai pendukung Sistem Pertahanan dan Keamanan
Republik Indonesia. Program Magister TIK-Hankam adalah salah satu Opsi pada
Program Magister Teknologi Elektro dan Informatika, yang lebih bersifat
penerapan keilmuan Teknik Elektro-Informatika untuk pengembangan Teknologi
Elektro-Informatika.
Tujuan khusus:
- Menghasilkan lulusan berintegritas tinggi yang menguasai fundamental Teknologi Informasi dan Komunikasi dan kreatif menggunakan ilmunya untuk pengembangan sistem Pertahanan dan Keamanan Negara Republik Indonesia.
- Mengembangkan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mendukung Sistem Pertahanan dan Keamanan Republik Indonesia.
- Menghasilkan inspirasi teknologi yang dapat dipergunakan untuk penyempurnaan konsep Pertahanan dan Keamanan Negara Republik Indonesia.
Dari perspektif Pertahanan Keamanan,
terdapat 5 (lima) inti bidang keilmuan dan teknologi Informasi dan Komunikasi,
yaitu:
- Infrastruktur komunikasi dan Keamanan Informasi. Infrastruktur Komunikasi. Infrastruktur komunikasi memiliki peran sangat penting dalam siklus keputusan untuk Komando dan Kendali (K2). Dalam paradigma Network-Centric Warfare (NCW), infrastruktur komunikasi menghubungkan sensor-sensor (divais, sistem dan personil) yang digelar secara strategis guna mendukung kegiatan Intelligence, Surveillance, and Reconnaissance (ISR) dalam pelaksanaan misi-misi pada masa damai maupun masa perang. Keamanan Informasi. Transmisi sinyal antar infrastruktur TIK dan sensor-sensor memiliki probabilitas tinggi untuk disadap, dibelokkan, diubah atau diganggu secara elektromagnetik. Informasi dalam pelaksanaan misi-misi operasi dalam bentuk apapun baik taktis maupun strategis harus memiliki perisai berlapis dan hal ini dapat dicapai dengan teknik-teknik pengamanan informasi yang handal dan anti-tembus.
- Sistem Sensor dan Wahana berbasis TIK. Sensor-sensor adalah ujung tombak dalam satu sistem Pertahanan Nasional berbasis TIK. Sensor-sensor ini digelar di berbagai lokasi strategis dalam bentuk wahana-wahana berawak maupun tak berawak di matra udara (Aerial Vehicle), matra darat (Ground Vehicle) dan matra laut (Sea/Submersible Vehicle). Beberapa di antara sensor-sensor tersebut dilengkapi dengan kemampuan Kecerdasan Tiruan (Artificial Intelligent) agar mampu melaksanakan misi di daerah rawan secara mandiri (self-governing).
- Pengolahan data, suara dan video. Data, video dan suara adalah sumber-sumber informasi yang dikumpulkan oleh sensor-sensor dalam aktifitas ISR-nya. Pengolahan dilakukan semenjak informasi diterima dari sensor-sensor hingga menjadi informasi komprehensif sebagai dasar bagi pengambilan keputusan untuk K2. Termasuk di dalamnya adalah metoda dan teknik fusi informasi untuk memperoleh information signature untuk memberikan alternatif keputusan yang akan diambil oleh pimpinan operasi atau Panglima TNI.
- Sistem operasi, latihan dan Manajemen. Sistem Operasi dan Latihan. Kesuksesan pelaksanaan misi operasi dalam rangkaPertahanan Nasional terkait erat dengan kekontinuitasan latihan guna mempertahankan dan meningkatkan keahlian serta kompetensi pribadi dan kelompok. Dalam penggelaran misi operasi, TIK memegang peranan sangat penting untuk dapat meminimalkan siklus keputusan Observe, Orient, Decide, and Act (OODA). Siklus keputusan minimal memberikan kemungkinan besar untuk dapat mereduksi kerugian personil, materiil dan juga anggaran. Siklus keputusan minimal dapat dilatih melalui infrastruktur latihan berbasis TIK. Manajemen. Dalam mengelola infrastruktur baik untuk operasional, latihan kering dan basah serta yang berkaitan dengan logistik diperlukan satu pola manajemen yang tepat dan cepat karena tidak hanya menyangkut personil namun juga materiil yang terdiri atas infrastruktur TIK dan sensor-sensor.
- Konsep Pertahanan dan Keamanan khas Indonesia berbasis TIK. Konsep Pertahanan dan Keamanan suatu negara sangat berkaitan dengan budaya bangsa dan lingkungan alamnya. Penggunaan teknologi , baik tradisional maupun modern, dalam Sistem Pertahanan dan Keamanan merupakan pendukung untuk peningkatan kualitas sistem. Dengan demikian sistem Pertahanan Keamanan suatu negara tidak dapat ditiru oleh negara lain, namun dapat memberikan inspirasi. Konsep Perang Rakyat Semesta dan kemanunggalan rakyat dengan TNI-POLRI yang merupakan ciri khas bangsa Indonesia dalam mempertahankan kedaulatan dan keamanan dapat dikembangkan dengan dukungan Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Sumber :
http://lemjiantek.mil.id/cetak-533-teknologi-informasi-militer.html
http://tni-au.mil.id/pustaka/sistem-informasi-pertahanan-negara-yang-terintegrasi-dalam-menghadapi-perang-informasi
http://lemjiantek.mil.id/article-545-implikasi-tik-terhadap-strategi-pertahanan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Pesawat_tanpa_awak
http://lemjiantek.mil.id/cetak-533-teknologi-informasi-militer.html
http://tni-au.mil.id/pustaka/sistem-informasi-pertahanan-negara-yang-terintegrasi-dalam-menghadapi-perang-informasi
http://lemjiantek.mil.id/article-545-implikasi-tik-terhadap-strategi-pertahanan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Pesawat_tanpa_awak
https://ayups87.wordpress.com/2014/01/22/teknologi-informasi-di-bidang-pertahanan-dan-keamanan-negara-militer/
http://www.kemhan.go.id/kemhan/?pg=73&id=204
3 komentar:
banyak sekali ternyata manfaat GIS dalam bidang pertahanan. pentingnya GIS disini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, terima kasih infonya kak
oh ya kunjungi website saya ya https://putri-kurniawan.mahasiswa.atmaluhur.ac.id
dan website kampus saya http://www.atmaluhur.ac.id
Terimakasih kak ilmu GIS nya dalam bidang pertahanan. Monggo mampir ke website saya https://sites.google.com/mahasiswa.atmaluhur.ac.id/riskamawarsari/beranda dan website kampus saya http://www.atmaluhur.ac.id/ . Matur Suksma^^
Nice post. Very good write-up.
Posting Komentar